Tim gabungan patroli bersama usai kemunculan buaya di perairan Manado

oleh -5 Dilihat
oleh

Tim gabungan patroli bersama usai kemunculan buaya di perairan Manado

Patroli Laut Gabungan Usai Kemunculan Buaya di Teluk Manado: Upaya Pencegahan dan Keselamatan Warga

Mediaex Manado – Aparat keamanan dan lembaga terkait di Sulawesi Utara tengah bersiaga tinggi menyusul kemunculan buaya di Teluk Manado, wilayah perairan yang ramai oleh aktivitas masyarakat, nelayan, dan pariwisata lokal. Patroli gabungan digelar oleh Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulut, BPBD Sulut, BKSDA Sulut, Basarnas, dan Dinas Perhubungan untuk memantau dan mencegah potensi serangan buaya yang bisa membahayakan warga serta wisatawan.

Kegiatan ini dimulai sejak awal November 2025, menyusul laporan warga yang mengaku melihat kemunculan buaya di sejumlah titik strategis di Teluk Manado. Patroli gabungan menggunakan satu unit safeboat Ditpolairud dan satu unit kapal C2 patroli Dinas Perhubungan, menyisir perairan dengan prosedur standar keselamatan dan mitigasi risiko.

Menurut Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah Parulian Hasibuan, kegiatan penyisiran difokuskan di titik-titik rawan seperti:

  • Dermaga Youth Center,

  • Kawasan Megamas,

  • Tugu Lilin Kawasan Marina Plaza,

  • Kuala Jengki,

  • God Bless Park,

  • Gorong-gorong Pantai Megamas, dan perairan sekitar Teluk Manado.

“Upaya pencarian ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan buaya yang dapat membahayakan keselamatan warga masyarakat dan wisatawan, khususnya mereka yang melakukan aktivitas di pinggir pantai atau tengah perairan,” ujar Kombes Pol Alamsyah Parulian Hasibuan, Rabu (10/11/2025).

Latar Belakang Kemunculan Buaya

Fenomena kemunculan buaya di Teluk Manado bukan hal yang sepenuhnya baru. Spesies buaya air asin atau Crocodylus porosus memang dikenal hidup di perairan Sulawesi Utara, meski jarang terlihat di wilayah perkotaan. Ahli fauna dari BKSDA Sulut mengungkapkan beberapa faktor yang memungkinkan buaya mendekat ke kawasan ramai:

  1. Penurunan jumlah mangsa alami akibat perburuan dan perubahan ekosistem pesisir.

  2. Aktivitas manusia yang padat di pesisir seperti reklamasi, pembangunan dermaga, dan pariwisata.

  3. Musim hujan dan pasang surut air laut yang mendorong buaya mencari area baru untuk berburu dan bertahan hidup.

BKSDA Sulut menegaskan bahwa meski kemunculan buaya menimbulkan rasa takut, spesies ini merupakan bagian dari ekosistem pesisir yang harus dijaga agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Upaya dan Tantangan Patroli

Patroli laut gabungan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk arus laut yang berubah cepat, visibilitas terbatas, dan risiko keselamatan bagi petugas. Hingga 10 November 2025, upaya penyisiran belum membuahkan hasil, namun patroli tetap berjalan setiap hari, dengan pengawasan ketat dari berbagai instansi.

“Kami akan terus melakukan patroli gabungan, memantau perairan, dan bekerjasama dengan nelayan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai lokasi kemunculan buaya,” tambah Kombes Pol Alamsyah.

Imbauan Keselamatan untuk Masyarakat dan Nelayan

Polda Sulut mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, termasuk nelayan dan pedagang, untuk tetap waspada. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain:

  • Menghindari aktivitas berenang atau mandi di perairan saat dini hari atau malam hari.

  • Melaporkan segera jika melihat jejak atau kemunculan buaya kepada BPBD, BKSDA, atau kepolisian terdekat.

  • Menggunakan perahu dengan pengawasan penuh, terutama di daerah yang sebelumnya dilaporkan terlihat buaya.

  • Memasang tanda peringatan di dermaga, pantai, dan area wisata yang dekat dengan habitat buaya.

Kepala BPBD Sulut menambahkan bahwa patroli gabungan bukan hanya untuk mengamankan warga, tetapi juga untuk melindungi buaya dari potensi konflik manusia, karena spesies ini dilindungi secara hukum dan memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Kemunculan buaya di Teluk Manado memicu kekhawatiran masyarakat, terutama nelayan tradisional dan pengelola wisata bahari. Aktivitas menangkap ikan dan wisata air menjadi terbatas, sehingga potensi kerugian ekonomi juga muncul. Beberapa pedagang di kawasan Megamas dan Youth Center melaporkan pengunjung berkurang hingga 30–40 persen setelah berita kemunculan buaya tersebar.

Meski demikian, pemerintah menekankan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. Patroli gabungan diharapkan bisa menenangkan masyarakat, mencegah risiko serangan, dan memastikan kegiatan ekonomi tetap berjalan dengan aman.

Kesimpulan

Fenomena kemunculan buaya di Teluk Manado menjadi peringatan penting bagi masyarakat dan pemerintah kota bahwa ekosistem pesisir harus dikelola secara bijak, dan aktivitas manusia harus selaras dengan konservasi satwa liar. Patroli gabungan Ditpolairud Polda Sulut bersama BPBD, BKSDA, Basarnas, dan Dinas Perhubungan menjadi langkah strategis untuk meminimalkan risiko konflik manusia–satwa, sekaligus menjaga keamanan dan keselamatan publik.

Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk menyeimbangkan pembangunan, pariwisata, dan konservasi alam agar semua pihak, termasuk masyarakat dan satwa liar, dapat hidup berdampingan secara aman dan harmonis.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.